Kamu Indonesia banget ini,
ditulis oleh Berit Renser, warga Estonia yang mendapatkan beasiswa di
Indonesia. Berit menceritakan pengalamannya selama tinggal di Indonesia yang
sangat berbeda jauh dengan Estonia. Ada pengalamannya yg lucu, ada pula yang
membuat berkaca untuk membenahi diri, namun ada pula yang menurut saya Indonesia
di nilai negative, dan menurut saya hal yang berbeda dengan negara lain belum
tentu hal negative, tetapi memang mengenai cara hidup dan cara berpikir tidak bisa
dilepaskan dari kebudayaan yang sudah turun menurun.
Salah satu cerita Berit yang
sangat lucu menurut saya adalah ketika Berit ditelpon neneknya dan neneknya
sangat kaget karena adanya perbedaan budaya antara Indonesia dan Estonia, di
Indonesia saat seseorang mencapai usia 30 dan belum menikah, orang-orang akan
merasa ada yang salah, semua orang akan bertanya kapan akan menikah? Dan orang-orang
mulai sibuk menjodohkan…lucu yah, berbeda dengan di Estonia dimana menikah
bukan merupakan kewajiban, bahkan kebalikannya dari Indonesia, menikah diusia
30 akan sangat aneh. Tidak akan ada yang bertanya kapan kamu akan menikah atau
sibuk menjodohkan.
Cerita Berit yang
membuat saya berpikir kalau Indonesia perlu membenahi diri adalah kebiasaan jam
karet, membuang sampah sembarangan, dan kurang percaya diri terhadap diri
sendiri, seperti orang-orang mengagumi kulit Berit yang putih, mengingat
iklan-iklan yang gencar di tv kalau kulit putih lebih bagus, mengakibatkan
banyak orang Indonesia yang termakan iklan agar berkulit putih padahal di
Estonia dan Negara subtropics lainnya, kulit gelap lebih digemari. Mau kulit
gelap atau putih menurut saya tidak masalah yang menjadi masalah adalah jika
kita tidak percaya diri dengan keadaan yang sudah dianugrahkan Tuhan kepada
kita.
Diantara cerita lucu dan cerita
yang membuat saya merenung, ada juga cerita yang menurut saya terlalu
berlebihan, seperti ketika menceritakan pacarnya yang ikut menginap dirumahnya,
saat tidur satu kamar pacarnya malu-malu karena jendela Berit tidak memakai tirai,
pacarnya takut ada orang lain yang melihat, hal ini menurut Berit sangat aneh
dan masyarakat Indonesia kurang berpikiran terbuka. Menurut saya pribadi untuk
hal-hal tertentu di Indonesia tidak bisa seperti di negara lain, mengingat
budaya yang berbeda yang telah turun temurun. Mengingat Indonesia kaya akan
budaya, demikian juga dengan masyarakatnya, ada yang bisa menerima hal tertentu
ada yang tidak seperti contohnya mungkin masyarakat pantai di suatu daerah d
Indonesia kurang bisa menerima pengunjung wanita yang memakai bikini di pantai tersebut,
tetapi hal tersebut bisa diterima di pantai yang lain. Setiap daerah memiliki
adat dan kebudayaan yang beragam di indonesia namun bukan berarti masyarakat
indonesia kurang terbuka pemikirannya.
Membaca buku ini menyenangkan,
karena bisa mengetahui sudut pandang orang lain. Tidak ada yang benar ataupun
salah karena suatu budaya tercipta dengan berbagai latar belakang dan sejarah. Setelah
membaca buku ini, yang saya pikirkan adalah We are all just humans.
Terima kasih, Ani, atas reviewnya. Saya senang sekali :)
ReplyDeleteKalau boleh, saya tambak ini di website ku. http://kamuindonesiabangetkalau.wordpress.com/2014/01/26/anita-tulis-tentang-kamu-indonesia-banget-kalau/
Terima kasih Berit sudah mampir di blog saya, seneng deh baca bukunya =)
Delete